Go_Blog: October 2015

Wednesday, 28 October 2015

PENGERTIAN LANDASAN PENDIDIKAN



                Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, oleh karena itu yang disebut dengan landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Yang dinamakan titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi. Aksioma berarti dianggap berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan sendirinya, postulat artinya meminta dan menuntut, premis ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.
                Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, ketrampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek yang disebut dengan praktek pendidikan, dan study yang disebut dengan istilah studi pendidikan. Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan. Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.
                Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan.
       Macam-macam Landasan Pendidikan
a.       Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang didalamnya menelaah tentang masalah-masalah pokok seperti: pengertian pendidikan, alas an diperlukannya pendidikan, tujuan pendidikan, dan sebagainya.
Landasan filosofi adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (filsafat, filsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa yunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua factor yaitu:
1.       Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.
2.       Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Didalam pembahasan mengenai filsafat, hasil-hasil kajian filsafat tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
1.       Naturalisme
2.       Idelisme
3.       Pragmatism
Natularisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bias ditangkap oleh panca indra sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini bisa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia didunianya.
              Berbeda dengan aliran diatas, idealism menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi.
              Pragmatism merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis, dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar. Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia (Abu Hanifah, 1950:L 136). John Dewey (dari Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992:144), salah seorang tokoh pragmatism, mengemukakan bahwa penerapan konsep pragmatis secara eksperimental melalui lima tahap:
1.       Situasi tak tentu (indeterminate situation), yakni timbulnya situasi ketegangan didalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
2.       Diagnosi, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan factor penyebabnya.
3.       Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah.
4.       Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya mesing-masing jika dipraktekkan.
5.       Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan.
Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan.keempat mazhab filsafat pendidikan itu adalah:
1.       Esensialisme.
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealism dan realism secara eklektis.
2.       Perenialisme
Ada persama antara paranialisme dan esensialisme, yakni kaduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok.
3.       Pragmatisme dan Progresivisme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, dibidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional. Progresivisme yaitu perubahan untuk maju.

4.       Rekontruksionisme
Rekontruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresif dalam pendidikan.
b.      Landasan Sosiologis
Menurut Ibnu Taimiyyah “anak terlahir dalam keadaan fitrah.” Dalam suatu keadaan kebaikan bawaan dan lingkungan social itulah yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Menjadikan manusia dapat berinteraksi dengan baik dengan masyarakat dan lingkungan. Landasan sosiologi adalah suatu proses dimana interaksi antar dua individu, bahkan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri. Sehingga melahirkan cabang-cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang dipelajari antara lain:
1.        Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.       Hubungan kemanusiaan disekolah.
3.       Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.       Sekolah dalam komunitas, mempelajari pola interaksi antara sekolah dalam komunitasnya.
c.       Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbale balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupun formal. Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
Ø  Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
Ø  Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat.
Ø  Fisik, yakni benda hasil karya manusia.
Sedangkan, Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional seperti yang dikemukakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, dimana kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk dan akan kaya kebudayaan dan keberadaan semua itu semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhineka Tunggal IKa.


d.      Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam penerapan landasan pendidikan sangatlah penting. Dengan mengetahui psikologis pendidikan(psikologi perkembangan, psikologi belajar, psikologi sosial) maka pemberian porsi materi serta pendekatan yang digunakan dalam kegiatan kependidikan akan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar. Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan factor keberhasilan untuk pendidikan. Dalam maksud itu, psikologi menyediakan sejumlah informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi. Seperti dikemukakan teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
Ø  Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan hidup (makan, tidur, istirahat dan sebagainya)
Ø  Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus menerus merasa aman dan bebas dari ketakutan
Ø  Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan rasa kasih saying dalam kelompok
Ø  Kebutuhan akan alkulturasi diri: kebutuhan akan potensi-potensi yang dimiliki
Ø  Kebutuhan untuk mengetahui dan dipahami: kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek
Perkembangan manusia berlangsung dengan konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif). Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantab dan mandiri. Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian, yakni:
Ø  Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang terorganisir secara sistematik.
Ø  Terjadi tingkah laku yang konsisten dalam menghadapi lingkungan.
e.      Landasan Ilmiah dan Teknoligi
Pendidikan yang berkembang tidak lagi menggunakan alat-alat tradisional zaman dahulu, akan tetapi, dalam proses pembelajaran dapat didukung oleh alat alat teknologi. Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran. Dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek. Istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran, intuisi, dan wahyu. Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia sebagai landasan ilmiah yang berkembang. Ini dapat dibuktikan mengenai historis yang menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan kegiatan surve.
f.        Antropologis
Antropologis pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses tranmisi budaya atau pewarisan pengetahuan melalui proses sosialisasi.
g.       Ekonomi
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang proses pembelajaran    melalui kerja sama pihak sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa. Dan mengetahui semua yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang sangat banyak kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: ilmu dalam bertransaksi (jual-beli) yang benar.
h.      Religi
Manusia dari tiga komponen : “jasmani, rohani dan akal.” Ketiganya komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada Sang khaliq untuk mempertanggung jawabkan kinerja dari ketiga komponen tersebut. Manusia diutus kedunia sebagai khalifah. Agar manusia mampu menjadi khalifah yang baik, maka manusia memerlikan pendidikan. Landasan pendidikan religi berasal dari Al-Qur’an dan sunnah.

Sunday, 25 October 2015

PENGORGANISASIAN MATERI AJAR

A.      Pengertian Pengorganisasian Materi Ajar
Pengorganisasian atau mengorganisir merujuk pada rumpun katanya adalah berasal dari kata organisasi. Organisasi berarti penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan, gabungan, kerja sama (untuk tujuan tertentu).
Organisasi juga merupakan aktifitas menyusun dan membentuk hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan.
Adapun pengertian materi adalah benda, bahan, dan segala sesuatu yang tampak. Sedangkan ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Berdasarkan arti kata tersebut, materi ajar diartikan dengan sesuatu yang tampak sebagai petunjuk yang diderikan kepada peserta didik berupa materi yang akan di terima oleh peserta didik.
Jadi, pengorganisasian materi ajar adalah menyusun dan memilih materi atau bahan ajar yang baik dan sesuai, sehingga terwujud kesatuan materi dalam bentuk bahan pelajaran yang siap disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.
B.      Pengorganisasian Materi Ajar yang Runtut, Sistematis, dan Sesuai dengan Alokasi Waktu
1.       Runtutan Pengorganisasian Materi Ajar
Mengenal urutan pengamalan belajar yang harus diberikan pada peserta didik harus ditentukan menurut jalan pikiran yang terkandung dalam mata pelajaran yaitu:
a.       Mulai dari satuan-satuan pelajaran yang paling mudah dan berangsur-angsur menuju kepada isi yang sukar dan rumit.
b.      Bahwa urutan ditentukan oleh cara-cara yang paling baik dalam mengajarkan tiap mata pelajaran yang dapat ditemukan dengan jalan melakukan studi ilmiah.
c.       Urutan atau susunan mata pelajaran bukan harus ditentukan dalam mata pelajaran melainkan para pelajar atau murid itu sendiri dan urutan atau susunannya harus ditentukan menurut kebutuhan-kebutuhan anak-anak dan para remaja yang menjadi matang dalam kebudayaan.
2.       Kronologis Pengorganisasian Materi Ajar.
§  Perencanaan
Perencanaan terdiri dari:
1.       Perencanaan per satuan waktu
Perencanaan per satuan waktu terdiri dari program tahunan dan program semester/caturwulan. Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
2.       Perencanaan per satuan bahan ajar.
Perencanaan per satuan bahan ajar dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan. Merencanakan kegiatan pembelajaran adalah sebuah hal yang wajib dilakukan demi suksesnya pembelajaran yang akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran menurut Ibbrahim merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang harus dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan. Bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan.
§  Pelaksanaan
Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam atau di luar kelas, mulai dari:
1.       Pendahuluan
Pendahuluan yang berisi penjelasan tentang hal yang didapat diharapkan oleh murid dari pelajaran saat itu. Pendahuluan perupakan kegiatan awal pembelajaran yang memiliki tujuan mengkondisikan siswa pada kesiapan menerima pelajaran.Kegiatan yang dilakukan untuk mengkondisikan siswa ini dapat berupa pemberian motivasi belajar siswa dan upaya memfokuskan siswa pada pelajaran yang akan disampaikan. Dengan kata lain kegiatan pendahuluan dapat disebut juga tahap situasional.
2.       Penyajian (inti)
Penyajian (kegiatan inti) berisi uraia tentang bahan pengajaran baru yang disampaikan untuk pelajaran saat itu. Bahan tersebut terbagi dalam beberapa pokok masalah. Kegiatan ini merupakan proses pemberian pelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak di capai. Kegiatan ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti menjadi tiga tahap yaitu: Ekplorasi (tahap pemberian kemungkinan-kemungkinan alternative jawaban atas persoalan yang dihadapi), Elaborasi (mendataa dan menggabungkan semua data semua bahan ajar untuk dijadikan bahan pembelajaran), Konfirmasi (ada perbandingan mana bahan yang layak untuk dipergunakan dalam proses pembelajaran untuk membuat anak benar-benar mengerti maksud dan tujuan pembelajaran). Dengan ketiga tahap di atas siswa akan mendapatkan pemahaman kuat, karena siswa tak hanya menerima dari guru saja melainkan siswa terlibat aktif dalam pemerolehan pemahaman dan penguasaan kompetensi dasar.
3.       Penutup
Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. Menutup pelajaran tidak hanya sekedar mengakhiri pelajaran dengan salam, tetapi disini adalah penekanan/penguat terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih yakin terhadap pemahaman yang telah siswa peroleh, karena pada dasarnya siswa akan lebih paham terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
§  ­­­­­penilaian
Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak perencanaan, pelaksanaan, dan serta pelaksanaan pembelajaran pertemuan suatu bahan ajar, maupun satuan waktu.
1.       Sistematika Pengorganisasian Materi Ajar
Bentuk kongret sebuah perencanaan pembelajaran saat ini yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran da silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus kurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar siswa.
2.       Pengorganisasian Materi Ajar Sesuai Alokasi Waktu
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, liber akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
C.      Penerapan Pengorganisasian Materi Ajar
Dalam mendesain atau mengorganisasikan materi pembelajaran ada beberapa hal yang penting dilakukan oleh seorang pendidik (guru), hal ini pula yang akan menentukan sempurna atau tidaknya organisasi materi pembelajaran yaitu:
Langkah pertama sebelum seorang guru memulai mengorganisasikan metri-materi pelajaran dalam bentuk apapun, ia seharusnya mulai mengumpulkan sebanyak mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan mata pelajaran yang akan diampu. Informasi-informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk hard copy, soft copy, melalui perpustakaan, internet dan atau konsultasi dari beberapa sumber.
Langkah kedua, setelah informasi materi dianggap memadai, maka ada beberapa alternatif  yang mungkin dilakukan oleh seorang guru untuk mengorganisasikan materi pembelajaran yang relative siap disajikan.
a.       Alternatif Pertama Pengorganisasian Materi
Mengorganisasikan materi dalam bentuk satu daftar topik-topik materi yang tersusun secara naratif dan linier sesuai dengan urutan atau skuensi topic bahasan yang diinginkan.
b.      Alternative Kedua Mengorganisasikan Materi
Di samping mendesain materi dalam bentuk linier, alternative kedua adalah dalam sebuah gambar yaitu peta konsep.
Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep yang mewakili pembelajaran. Peta konsep juga diartikan tampilan dari sebuah gambar atau bagan tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu pengetahuan itu sendiri tanpa memindahkan urutan atau skuensi topic bahasan yang diinginkan.
D.      Metode dalam Pengorganisasian Materi Ajar
Dalam pengorganisasian materi ajar, ada beberapa metode yang digunakan, antara lain yang popular digunakan adalah: (Horton, 2000).
1)      Classical Tutorial
Dalam classical tutorial seorang peserta didik memulai sebuah materi ajar dari pengenalan materi, kemudian melalui beberapa tahap proses sampai ke tingkat mahir konsep dan keahlian.
2)      Knowledge-Paced Tutorial
Pada system ini peserta ajar diajak untuk mempersiapkan materi ajar terlebih dahulu, kemudian dilakukan tes awal pada setiap materi, yang mana tiap tes merupakan peningkatan materi tes sebelumnya.
3)      Exploratory Tutorial
dalam metode ini, setelah menerima introduction, selanjutnya learner dapat mengakses halaman depan ekplorasi materi ajar. Dari sini dapat dilakukan pengaksesan link document, basis data apapun knowledge space.
4)      Generated Lesson
Model  generated lesson, merupakan metode materi ajar yang tergantung pada kemampuan peserta ajar dalam menjawab tes dan kuisioner, pada awal materi yang akan menentukan materi apa yang akan diterima selanjutnya. Metode ini lebih dikenal dengan sebutan individual learner, karea setiap peserta akan memperoleh urutan materi yang akan dilakukan.

Tuesday, 20 October 2015

JENIS - JENIS PENELITIAN


        1.   Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian
Ditinjau berdasarkan manfaatnya, penelitian bisa dibedakan dalam dua macam penelitian, yaitu:
a.     Penelitian dasar (basic research) 
Penelitian dasar disebut pula sebagai penelitian murni (pure research), adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktifitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan
Contoh penelitian jenis ini misalnya bentuk penelitian pemasaran. Hasil dari penelitian harus bisa memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai produk apa yang laku dipasaran, produk apa yang gagal dipasaran, serta berbagai solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi segala masalah yang ada di perusahaan.

2.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian
Berdasarkan klasifikasi ini, penelitian bisa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.     Penelitian Exploratif
Penelitian ini dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat dikatakan bahwa ada suatu  fenomena atau gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan.
Contoh yang paling nyata adalah penelitian tentang penemuan virus baru. Dalam ilmu sosial studi kelayakan merupakan jenis penelitian yang berupa mengeksplorasi tentang suatu fenomena yang baru. Mengingat bahwa topik yang akan diteliti merupakan topik yang baru, penelitian ini biasanya memiliki sifat kreatif, fleksibel, serta terbuka bagi berbagai informasi yang ada. Biasanya penelitian ini menghasilkan teori-teori yang baru, pengembangan dari teori yang sudah ada. Dengan topik atau gejala yang baru, maka seringkali penelitian ini diidentikkan dengan penelitiaan yang selalu menggunakan pertanyaan “APA” dan “SIAPA” dalam menggali informasi. Tujuan dari penelitian eksplorasi sendiri adalah; mengembangan gagasan dasar mengenai topik yang baru dan memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
b.     Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
c.     Penelitian Explanatif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala  terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat.

3.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian bisa dibedakan menjadi 2 macam penelitian, yaitu:
a.     Penelitian Cross-sectional
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.
b.     Penelitian longitudinal
.  Penelitian jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua kali penelitian dengan topik dan gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang berbeda. Namun bukan berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu yang berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal, tetapi ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian. Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan bukannya secara kebetulan terjadi.
      
4.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Ada banyak sekali jenis penelitian yang ada di dalam klasifikasi ini, namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua macam jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
a.     Penelitian kuantitatif
Penelitian penelitian kuantitif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hepotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hepotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar. Dalam kelompok penelitian kuantitatif ini terdapat beberapa jenis penelitian lagi yaitu:
1)     Penelitian surve :  yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku.
2)    Penelitian experimen : penelitian ini bisa dilakukan di dalam alam terbuka dan juga ruang tertutup. Dalam penelitian experimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan keperluan peneliti. Dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok pembanding. Kepada kelompok control akan diberikantreat ment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari reaksi kedua kelompok itu akan diperbandingkan.      
3)    Analisis isi : penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat bantu statistik dihitung.

b.     Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa penelitian kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hepotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan penelitian sampel kecil. Dalam kelompok penelitian kualitatif ini juga terdapat jenis penelitian yang lain, yaitu:
1)     Penelitian lapangan : penelitian ini bisa dimulai dengan perumusan permasalahan yang tidak terlalu baku. Instrumen yang  digunakan juga hanya berisi tentang pedoman wawancara. Pedoman analisis wacana serta penelitian perbandingan sejarah. Pedoman wawancara ini dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan.
2)    Analisis wacana : penelitian ini serupa dengan analisis isi, hanya saja bukan tampilan frekuensi tampilan dari topik tertentu yang dipilih dalam material yang sudah ditentukan, tetapi lebih jauh menggali topik tersebut pada setting atau kondisi yang muncul bersamaan atau melatar belakangi topik tersebut.
3)    Perbandingan sejarah : penelitian ini bertujuan mengumpulkan data dan menjelaskan aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini sebaiknya difokuskan pada satu priode sejarah, beberapa kebudayaan berbeda, atau juga kombinasi antara priode sejarah dan kebudayaan yang berbeda.

5.   Klasifikasi  Penelitian Berdasarkan tempat Pelaksanaannya
Penggolongan penelitian menurut tempat pelaksanaannya, dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.     Penelitian laboratorium
Penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian laboratorium untuk ilmu pengetahuan sosial ialah: mengumpulkan data, mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan kecenderungan gerak satu gejala sosial dalam satu masyarakat tertentu



b.     Penelitian lapangan (field research)
Penelitian lapangan dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Misalnya saja penelitian tentang kehidupan para guru, masalah religiusitas masyarakat desa, penelitian anak-anak pencandu narkoba, dan lain-lain
c.     Penelitian perpustakaan (library research)
Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya berupa : buku-buku, majalah, naskah-naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Pada hakekatnya, data yang diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan tersebut dijadikan fundasi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di tengah lapangan.