Go_Blog: PENGERTIAN LANDASAN PENDIDIKAN

Wednesday, 28 October 2015

PENGERTIAN LANDASAN PENDIDIKAN



                Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, oleh karena itu yang disebut dengan landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Yang dinamakan titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi. Aksioma berarti dianggap berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan sendirinya, postulat artinya meminta dan menuntut, premis ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.
                Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, ketrampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek yang disebut dengan praktek pendidikan, dan study yang disebut dengan istilah studi pendidikan. Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan. Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.
                Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan.
       Macam-macam Landasan Pendidikan
a.       Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang didalamnya menelaah tentang masalah-masalah pokok seperti: pengertian pendidikan, alas an diperlukannya pendidikan, tujuan pendidikan, dan sebagainya.
Landasan filosofi adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (filsafat, filsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa yunani, philein berarti mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua factor yaitu:
1.       Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.
2.       Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Didalam pembahasan mengenai filsafat, hasil-hasil kajian filsafat tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
1.       Naturalisme
2.       Idelisme
3.       Pragmatism
Natularisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bias ditangkap oleh panca indra sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini bisa pula diberi nama yang berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia didunianya.
              Berbeda dengan aliran diatas, idealism menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi.
              Pragmatism merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis, dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar. Atau ukuran kebenaran didasarkan kepada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia (Abu Hanifah, 1950:L 136). John Dewey (dari Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992:144), salah seorang tokoh pragmatism, mengemukakan bahwa penerapan konsep pragmatis secara eksperimental melalui lima tahap:
1.       Situasi tak tentu (indeterminate situation), yakni timbulnya situasi ketegangan didalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
2.       Diagnosi, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan factor penyebabnya.
3.       Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah.
4.       Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya mesing-masing jika dipraktekkan.
5.       Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan.
Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan.keempat mazhab filsafat pendidikan itu adalah:
1.       Esensialisme.
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealism dan realism secara eklektis.
2.       Perenialisme
Ada persama antara paranialisme dan esensialisme, yakni kaduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok.
3.       Pragmatisme dan Progresivisme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, dibidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional. Progresivisme yaitu perubahan untuk maju.

4.       Rekontruksionisme
Rekontruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresif dalam pendidikan.
b.      Landasan Sosiologis
Menurut Ibnu Taimiyyah “anak terlahir dalam keadaan fitrah.” Dalam suatu keadaan kebaikan bawaan dan lingkungan social itulah yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Menjadikan manusia dapat berinteraksi dengan baik dengan masyarakat dan lingkungan. Landasan sosiologi adalah suatu proses dimana interaksi antar dua individu, bahkan dua generasi dan memungkinkan generasi muda untuk mengembangkan diri. Sehingga melahirkan cabang-cabang sosiologi antara lain sosiologi pendidikan dan ruang lingkup yang dipelajari antara lain:
1.        Hubungan pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.       Hubungan kemanusiaan disekolah.
3.       Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.       Sekolah dalam komunitas, mempelajari pola interaksi antara sekolah dalam komunitasnya.
c.       Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbale balik, sehingga kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupun formal. Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, dan dalam belajar arti luas dapat berwujud:
Ø  Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebagainya.
Ø  Kegiatan yang berpola dari manusia dalam masyarakat.
Ø  Fisik, yakni benda hasil karya manusia.
Sedangkan, Kebudayaan Nasional sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional seperti yang dikemukakan sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, dimana kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk dan akan kaya kebudayaan dan keberadaan semua itu semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan asas Bhineka Tunggal IKa.


d.      Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam penerapan landasan pendidikan sangatlah penting. Dengan mengetahui psikologis pendidikan(psikologi perkembangan, psikologi belajar, psikologi sosial) maka pemberian porsi materi serta pendekatan yang digunakan dalam kegiatan kependidikan akan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar. Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan factor keberhasilan untuk pendidikan. Dalam maksud itu, psikologi menyediakan sejumlah informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi. Seperti dikemukakan teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori meliputi:
Ø  Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan hidup (makan, tidur, istirahat dan sebagainya)
Ø  Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus menerus merasa aman dan bebas dari ketakutan
Ø  Kebutuhan akan cinta dan pengakuan: kebutuhan rasa kasih saying dalam kelompok
Ø  Kebutuhan akan alkulturasi diri: kebutuhan akan potensi-potensi yang dimiliki
Ø  Kebutuhan untuk mengetahui dan dipahami: kebutuhan akan berkaitan dengan penguasaan iptek
Perkembangan manusia berlangsung dengan konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif). Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantab dan mandiri. Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian, yakni:
Ø  Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang terorganisir secara sistematik.
Ø  Terjadi tingkah laku yang konsisten dalam menghadapi lingkungan.
e.      Landasan Ilmiah dan Teknoligi
Pendidikan yang berkembang tidak lagi menggunakan alat-alat tradisional zaman dahulu, akan tetapi, dalam proses pembelajaran dapat didukung oleh alat alat teknologi. Seperti yang kita ketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran. Dengan kata lain, pendidikan sangat berperan penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek. Istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran, intuisi, dan wahyu. Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia sebagai landasan ilmiah yang berkembang. Ini dapat dibuktikan mengenai historis yang menunjukkan bahwa usaha mula bidang keilmuan yang tercatat adalah oleh bangsa mesir purba, dimana banjir tahunan sungai Nil menyebabkan berkembangnya system almanac, geometri dan kegiatan surve.
f.        Antropologis
Antropologis pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses tranmisi budaya atau pewarisan pengetahuan melalui proses sosialisasi.
g.       Ekonomi
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang proses pembelajaran    melalui kerja sama pihak sekolah dengan usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa. Dan mengetahui semua yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang sangat banyak kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: ilmu dalam bertransaksi (jual-beli) yang benar.
h.      Religi
Manusia dari tiga komponen : “jasmani, rohani dan akal.” Ketiganya komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada Sang khaliq untuk mempertanggung jawabkan kinerja dari ketiga komponen tersebut. Manusia diutus kedunia sebagai khalifah. Agar manusia mampu menjadi khalifah yang baik, maka manusia memerlikan pendidikan. Landasan pendidikan religi berasal dari Al-Qur’an dan sunnah.

No comments:

Post a Comment