Pendapat
para ahi mengenai pentingnya pendidikan karakter untuk segera dikembangkan dan
diinternalisasikan, baik dalam pendidikan formal maupun dalam pendidikan non
formal tentu beralasan, karena memiliki manfaat serta tujuan yang cukup mulia
bagi bekal kehidupan peserta didik agar senantiasa siap dalam merespon segala
dinamika kehidupan dengan penuh tanggung jawab.
Pendidikan karakter bukan hanya
tanggung jawab guru tetapi semua stakeholder pendidikan harus terlibat dalam
rangka mengembangkan pendidikan karakter ini, bahkan pemangku kebijakan harus
menjadi teladan terdepan. Hal ini sebagai mana dikemukakan Doni(2007:135),
dengan menempatkan pendidikan karakter dalam rangka dinamika dan dialektika
proses pembentukan individu, para insane pendidik seperti guru, orang tua, staf
sekolah, masyarakat dan lainnya, diharapkan semakin menyadari pentingnya
pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk pedoman perilaku, pengayaan nilai
individu dengan cara memberikan ruang bagi figure keteladanan bagi anak didik
dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa
kenyamanan dan keamanan yang membantu suasana pengembangan diri satu sama lain
dalam keseluruhan dimensinya.
Satu hal yang harus diperhatikan
sebuah lembaga pendidikan untuk merealisasikan pendidikan karakter ini adalah
membuat visi sekolah yang jelas. Karena, visi lembaga pendidikan menurut Aqib (2011:47)
akan menentukan sejauh mana program pendidikan karakter itu berhasil diterapkan
didalam lingkungan sekolah. Melalui visi ini, sekolah-sekolah memberikan sebuah
lingkungan nyata dimana idealism dan cita-cita secara kongkrit menjadi pedoman
perilaku, sumber motivasi, sehingga setiap individu di dalam lembaga itu
semakin tumbuh secara utuh dan penuh. Pendidikan karakter yang memiliki basis
dasar pendekatan nilai-nilai ini, dengan adanya visi lembaga pendidikan akan
menjadi contoh nyata sebuah sikap hidup berdasarkan nilai-nilai ideal.
Menurut Dharma, dkk (2011:9),
tujuan penting pendidikan karakter adalah memfasilitasi pengetahuan dan
pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik
ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).
Pengetahuan dan pengembangan memiliki makna bahw pendidikan dalam seting
sekolah bukanlah dogmatisasi nilai kepada peserta didik, tetapi sebuah proses
yang membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai
menjadi penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian manusia, termasuk
bagi anak. Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan pada proses pembiasaan
yang disertai oleh logika dan refleksi terhadap proses dan dampak dari proses
pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah. Penguatan pun memiliki makna adanya
hubungan antara penguatan perilaku melalui pembiasaan disekolah dengan
pembiasaan dirumah.
Lebih lanjut, para ahli membagi
tujuan pendidikan karakter di sekolah/madrasah menjadi dua bagian. Pertama, bagi guru (pendidik), dan kedua, bagi peserta didik. Tujuan pendidikan
karakter bagi peserta didik sudah jelas dipaparkan oleh para ahli di atas, yang
intinya adalah mendorong terciptanya keberhasilan belajar peserta didik, serta
bertujuan untuk mendewasakan peserta didik agar memiliki kepekaan terhadap
nilai-nilai moral yang paripurna, serta seimbang antara kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual.
Adapun tujuan pendidikan
karakter bagi guru/pendidik diharapkan menjadi sebuah primer efek, yang dapat member
serta menjadikan dirinya suri teladan bagi semua lingkungan sekolah, terutama
kepada siswa/peserta didik, sehingga guru memiliki profesionalisme serta
tanggung jawab penuh untukmembangun peradaban bangsa melalui lembaga
pendidikan. Guru akan lebih menyadari betapa keteladanan merupakan sebuah kunci
utama dalam mengembangkan pendidikan nilai kepada peserta didik. Ironis nampaknya
apabila kita sebagai guru berteriak-teriak memotivasi dan mengembangkan
karakter peserta didik, sementara kita sebagai pendidik orang yang pertama
mendistorsi norma-norma serta nilai-nilai karakter yang telah kita adaptasikan
pada peserta didik. Dengan demikian tujuan pendidikan karakter di
sekolah/madrasah itu bukan hanya kepentingan peserta didik saja, namun juga
akan berdampak besar kepada sikap dan perilaku guru sebagai orang yang
mengajarkannya.
Dari uraian di atas dapat
dipahami bahwa tujuan diadakannya pendidikan karakter, baik di sekolah,
madrasah maupun rumah adalah dalam rangka menciptakan manusia Indonesia seutuhya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia serta memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan kehidupan
ini.
No comments:
Post a Comment